Dosen
: Prof. Dr. H. Mundzirin Yusuf, M.A
MAKALAH
SIRAH NABAWIYAH
WAFATNYA RASULULLAH SAW
DI
SUSUN OLEH :
NAMA : Imam reza muzaki
SEMESTER : II
PENDIDIKAN
ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan nikmat dan Karunia-Nya sehingga penulisan makalah dengan judul
“WAFATNYA RASULULLAH SAW” ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, para keluarganya, dan para
sahabat-sahabatnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah SIRAH NABAWIYAH. Dalam makalah ini akan dibahas tentang bagaimana peristiwa
wafatnya Rasulullah SAW yang dimulai dari permulaan sakit beliau sampai
wafatnya.
“Tak ada gading yang tak retak” Dan permohonan maaf kami
pribadi apabila di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kesalahan. Kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar dapat memperbaiki
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis.
Yogyakarta, 10April 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang :
Setelah
melalui perjuangan yang panjang dengan prestasi dan kesuksesan yang gemilang
bersama sahabat dan ummat muslim kala itu, tampaklah masa tua Rasululah. Hal
ini terjadi tatkala beliau menginjak usia 63tahun.
Rasulullah
diakhir hayatnya senantiasa memberi ajaran kepada para qaum muslimin sebagai
penyampuran dari ajaran islma ini, Rasulullah mengunjungi kuburan para sahabat
yang terlebih dahulu syahid dimedan juang peperangan,
B.
Rumusan
Masalah :
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam
makalah kali ini, antara lain :
1. Bagaimana
permulaan sakitnya Rasulullah SAW.
2. Bagaimana
pesan-pesan dan wasiat Rasulullah SAW.
3. Prosesi
pengurusan jenazah Rasululah SAW.
BAB
II
PEMBAHASAN
Adalah wafatnya rasulullah pada hari senin 12 Rabiul
Awwal pada tahun 11 setelah hijrah sesudah tergelincirnya matahari, dalam umur
63 tahun, dirumah Ummul Mu’minah, Isteri tercinta Rasulullah Aisyah ra.
Hari wafat Rasulullah saw. Adalah hari terhitam,
paling sedih dan musibah bagi kaum muslimin, hari kerugian bagi
perikemanusiaan, sebagaimana kelahirannya adalah hari paling bahagia yang
terbit padanya matahari
Kerinduan Rasulullah saw. Untuk menemui
Allah dan Meninggalakan Dunia ini.
Sesudah kembali dari menunaikan ibadah haji wada’,
kentara betul bahwa Rasulullah sudah bersiap-siap berangkat karena sudah
mendekati akan ajal beliau untuk bertemu dengan AR-RAFIIQUL A’LA.
Beliau menshalatkan sahabat-sahabat beliau yang
gugur dalam perang uhud, seolah beliau berucap selamat tinggal kepada
sahabat-sahabat beliau yang sudah wafat dan juga yang masih hidup.
Permulaan Sakit
Di akhir bulan safar, hari senin 29 Shafar 11 H,
Rasulullah saw. Mulai merasa sakit. Ini berlangsung pada pagi hari setelah
semalam beliau mendatangi kuburan Baqi’ul Gharqad lalu mendo’akan semua sahabat
beliau yang terkubur disana.
Lima Hari Sebelum Wafat
Pada
hari rabu, suhu badan beliau semakin tinggi, sehingga beliau semakin demam dan
menggigil. Beliau bersabda, “Guyurkan air dari manapun ke tubuhku, agar dapat
menemui orang-orang dan memberikan nasihat kepada mereka.”
Setelah
agak ringan, beliau masuk kedalam masjid dalam keadaan kepala yang diikat,
hingga duduk diatas mimbar, lalu memberi nasihat,: “Kutukan Allah dijatuhkan
kepada orang-orang Yahudi dan Nashrani, karena mereka menjadikan kuburan nabi
mereka sebagai masjid, maka janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai
berhala yang disembah.”
Kemudian
beliau menawarkan diri untuk diqishash, seraya bersabda, “Barang siapa
punggungnya pernah kupukul, maka inilah punggungku, silahkan membalasnya. Siapa
yang merasa kehormatannya pernah kulecehkan maka inilah kehormatanku, silahkan
membalasnya.
Diantara
yang disebut oleh Rasulullah saw. Sedang beliau duduk diatas mimbar dengan berikat kepala: “Sungguh seorang hamba
dari hamba-hamba Allah, disuruh pilih oleh Allah antara dunia dan apa yang ada
pada sisi-NYA, maka ia pilih apa yang ada disisi Allah.
Dalam
memahami arti dari kalimat yang diucapkan Rasulullah saw. Abu Bakar Siddik
yakin bahwa yang dimaksud oleh Rasulullah dalam kalimat itu adalah diri beliau
sendiri. Abu Bakar menangis dan berkata, “kami akan menebus engkau dengan diri
(jiwa) kami dan anak-anak kami.”
Rasulullah
menjawab, “Tenanglah hai Abu Bakar, sungguh tiada seorang manusia pun selain
Abu Bakar yang lebih ringan berbuat baik dengan diri dan hartanya, andaikan aku
boleh mengambil seorang kekasih selain Rabb-ku, niscaya aku akan mengambil Abu
Bakar sebagai kekasihku. Tetapi ini adalah ukhwah islamiyah dan kasih sayang.
Empat Hari Sebelum Wafat
Pada hari itu beliau menyampaikan tiga wasiat: Pertama
Wasiat untuk mengeluarkan orang-orang Yahudi dan Nashrani serta orang-orang
Musyrik dari Jazirah Arab. Kedua Pengiriman para utusan ekspedisi
(pasukan) ke Syam dibawah pumpinan Usamahbin Zaid bin Haaritsah untuk memasuki
dan menduduki Balqa’ dan Daaruun bagian dari daerah Palestina. Ketiga
Berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-sunnah, masalah sholat dan hamba-hamba
sahaya.
Sekalipun sakit Rasulullah cukup parah tetapi beliau
tetap mengimami shalat lima waktu hingga hari itu. Pada waktu shalat magrib
hari itu, beliau membaca surat Al-Mursalat.
Menjelang Shalat isya, sakit beliau semakin
bertambah parah, sampai-sampai beliau tidak sanggup lagi pergi ke masjid.
Dua Hari Sebelum Wafat
Pada saat itu Rasululah saw. Merasakan badannya
agaknya ringan. Maka dengan dipapah dua orang laki-laki beliau keluar rumah
untuk melaksanakan shalat zhuhur. Sementara pada saat yang sama Abu Bakar
sedang mengimami orang-orang untuk melaksanakan shalat. Saat melihat kedatangan
beliau, Abu Bakar beranjak untuk mundur ke belakang. Namun beliau memberi
isyarat kepada Abu Bakar agar dia tidak usah mundur.
Beliau bersabda, “dudukkanlah aku di samping Abu
Bakar.” Maka keduanya mendudukkan beliau disamping Abu Bakar dan melaksanakan
sholat.
Sehari Sebelum Wafat
Hari itu Rasulullah memerdekakan para pembantu
laki-lakinya, mensedekahkan tujuh dinar harta beliau yang menyisa dan
memberikan senjata milik beliau kepada orang-orang Muslim. Sementara baju besi
beliau digadaikan kepada seorang Yahudi seharga tiga puluh sha’ gandum.
Hari Terakhir . . . . .
Hari ini adalah hari yang penuh kesedihan, kesedihan
yang tak ada duanya, seorang Rasul yang mulia, ia yang menjadi penyelesai
tiap-tiap perkara yang terjadi, menjadi penerang dalam kegelapan manusia,
sumber telaga ilmu dari hausnya kejahiliaan.
Dalam Riwayat yang panjang Anas bin Malik
meriwayatkan: “Ketika Abu Bakar sedang shalat bersama muslimin pada waktu
fajar, dikala orang-orang bershaf-shaf, tiba-tiba beliau membuka pintu kamar
beliau yang berarah ke masjid, lalu beliau menunjukkan pandangan beliau kepada
kaum muslimin yang sedang bebaris dihadapan Rabb Azza Wajalla. Beliau tersenyum
penuh kebahagiaan, beliau lihat betapa buah dakwah dan ajaran beliau selama ini
beliau tanamkan, buah dari jihad beliau. Wajah beliau tampak berseri-seri dan
bersinar
Tentang hal ini para sahabat ra berkata,:
“Rasulullah saw. membuka pintu rumah Aisyah lalu melihat kepada kami sambil
berdiri, wajah beliau seolah-olah lembaran mushaf, kemudian beliau tersenyum
dan tertawa kecil. Kami sadar bahwa kami akan terharu sesudah kegembiraan ini,
kami kira Rasulullah akan keluar untuk melakukan shalat, tetapi beliau melambai
tangan memberi isyarat agar shalat diteruskan. Beliau lalu menutup pintu dan
hari itulah beliau wafat.”
Detik-Detik terakhir dari kehidupan
Rasulullah
Aisyah menarik tubuh beliau ke pangkuannya. Tentang
hal ini beliau berkata, “Sesungguhnya di antara nikmat Allah yang dilimpahkan
kepadaku, bahwa Rasulullah saw. wafat di rumahku, pada hari giliranku, berada
dalam rangkuhan dadaku, bahwa Allah menyatukan antara ludahku dan ludah beliau
saat wafat.”
Dari
tempat yang ghaib Allah memerintah kepada malaikat pencabut nyawa untuk turun
ke bumi dalam bentukyang paling baik, melakukan dengan cara yang halus ketika
mencabut nyawa beliau bila telah diizinkan.
Malaikatmautpunturundenganrupaseperti
orang baduidarigunung. Depanpintudiaberucap:
”Mudah-mudahankeselamatanterlimpahuntuk
kalian wahaipenghunirumahKenabiandanrumahsumberRisalah,
apakahsayadiperbolehkanmasuk?” (Sampai di sinihaditsmasihshaheh).
“Wahaihamba
Allah.” jawabFathimah.
”SesungguhnyaRasulullahsedangsibukkarenapenderitaansakitnya.”
Tapimalaikatmautitukemudianmengulangisalamnya (sepertisalam yang
pertamakhususkepadaRasulullah):
Rasulullahmendengarsuaramalaikatmautinikemudianbersabda
(kepadaFathimah):
“WahaiFathimaksiapa orang yang ada di pintu!”
“Orang baduiYaRasul”, jawabFathimah.
“Diamernanggil-manggildansudahakuterangkanbahwaRasulullab Saw sedangsakit, tapikemudiandiamemanggilketigakalinya.
Diamemandangtajampadakusampaigemetartubuhku, takuthatiku,
dantulangsendikuterasabergetarseakan-akansatusama lain maulepas.
Wajahkumenjadipucat.”
Rasulullah saw bersabda:
”Fathimah, tahukahengkausiapadia?”
”Tidaktahu”, jawabFathimah.
KemudianRasulullah saw bersabda:
“Diaitumelaikatmaut yang memusnahkansemuakenikmatan,
yang memutuskansegalanafsusyahwat, yang memisahkanpertemuan,
danmenghabiskansemuarumah, sertadia yang meramaikankuburan.” (HaditsShaheh)
MendadakFathimahmenangiskeras, laluberkata: “Aduh!
Sungguhkelakakancelaka, karenaadanyakematianNabi yang terakhir.
Menjadimusibahbesarkarenawafatnyauntuk orang-orang yang bertaqwa.
Merekaterputusdaripemimpinnya yang suci, yang jugamerupakanpenyesalanbagi kami
semuasebabsudahberhentinyawahyudanlangit.
Sesungguhnyasayasudahterhalangtakmendengarkanperkataanengkau, jugatidaklagimendengarkansalamengkausesudahhariini.”
Sesungguhnyasayasudahterhalangtakmendengarkanperkataanengkau, jugatidaklagimendengarkansalamengkausesudahhariini.”
SabdaRasulullah
saw:
“Tabahkan
(hatimu) Fathimah, sebabsesungguhnyahanyaengkau di antarakeuargaku yang
pertamaberjumpadenganaku.” (Haditsshaheh, danadajugamengatakantidakshaheh).
LaluRasulullah
saw bersabdakepadadia:
“Wahaimalaikatmaut,
masuklah!”
Malaikatitupunmasukserayamengucapkansalam:
‘Assalaamu’ alaika, YaRasul! Rasulullah saw menjawab:
‘Waalaikas-sallaamwahaimalaikatmaut …,
engkaudatanguntukberkunjungatauuntukmencabutnyawa!”
”Sayadatanguntukberkunjungdanjugamencabutnyawa”,
Jawabmalaikatmaut. “Itukalautuanmengizinkan, kalautidak,
sayaakankembalipulang.”
SabdaRasulullah
saw
”Wahaimalaikatmaut,
di manaengkaumeninggalkanmalaikatJibril!”
”Sayatinggalkan
di langitdunia.” JawabMalaikatMaut. ‘Dan para malaikat di
sanabaruberbelasungkawaterhadap dia.”
Tidak
lama kemudianmalaikatJibrilturun. danduduktepat di sisikepalaRasulullah saw,
Rasulullah saw bertanyakepadadia:
“Apakahengkausudahtahukalauajalkusudahdekat!”
“Benar,
YaRasul.” JawabmalaikatJibril.
“Makaberitakankepadaku
(Rasulllah saw) akanKemulyaan yang menggembirakanaku di Sisi Allah Ta’ala.”
“Semuapintu-pintutelahterbuka.”
JawabJibril. “Dan para malaikatsudahberbarismenantikehadiranRuh-mu di langit.
Pintu-pintusurgatelahterbuka, danbidadari- bidadarisudahbersolekmenantikehadiranRuh-mu.
SabdaRasulullah
saw:
“SegalaPujibagi
Allah wahaiJibril, berilahakukabargembiramengenaiumatkukelak di harikiamat.”
”Sayaberitahukan
…,“DemikianjawabJibril. “Bahwasesungguhnya Allah Ta’alatelahberfirman:
“Sesungguhnyasudah AKU
larangsemuaNabimasukkedalamsurgasebelumengkaumemasukilebihdulu. Dan AKU
larangsemuaumatsebelumumatmumasuklebihdulu.” (HadistQudsi)
SabdaRasulullah
saw: ”Sekarangsudahpuashatikudanhilang pula kesusahanku.”
SelanjutnyaBeliaubersabda: ”Wahaimalaikatmaut, mendekatlahkepadaku.”
MalaikatmautpumendekatiRasulullah
saw danmulailahmencabutruhbeliau. KetikasampaidiperutBeliaubersabda:
“WahaimalaikatJibril
… alangkahpahitnya rasa sakaratulini…”
TapiJibrilmemalingkanwajahnyadaripandanganNabi Saw. Nabi Saw berkata: ”Jibril …
apakahengkautidaksenangmelihatwajahku!” Jibrilmenjawab: ”Wahaikekasih Allah …
siapakiranya orang yang sampaihatimelihatwajahengkau,
danengkaudalamkeadaansakaratulmaut.“
Dari
Annas bin Malik ia.iaberkata: ”KetikaruhNabi Saw sampai di dada,
beliaubersabda: ”Akuberwasiatkepada kalian, agar kalian memeliharashalat,
danapa-apa yang menjaditanggungjawabmu …” (Kata Annasra.) : ”Masihsajabeliau,
maumewasiatkanduaperkaraini, sampaiperkataannyaputus.“ (HaditsShaheh).
Kata
Ali ra.: “SesungguhnyaRasulullah saw manakalamenjelangajalnya,
keduabibirnyabergerak-gerakdua kali, kemudiansayamendekatkantelinga,
sayamendengarbeliaumengucapkanperlahan-lahan, ‘Ummatku … ummatku …’.
MakahilanglahruhRasululullah saw padahariSeninRabiulAwal.
Diriwayatkanketika
Ali ra.membaringkanjasadRasulullahuntukdimandikan,
mendadakadasuaradarisalahsatusudutrumahmengatakan: “Jasad Muhammad
janganengkaumandikan, sebabdiasudahsucidandisucikan …“ Karenasuaraituada rasa
ragudalamhati Ali. Katanya: “Siapakahengkausebenarnya, sebabNabi saw
itusudahberwasiatkepadaku agar aku yang memandikan …”.
Dari
arah lain tiba-tibaberseru, “Mandikandiawahai Ali,
sesungguhnyasuaratadisuaranyaiblisterkutukkarenadengkiterhadapNabi Muhammad.
Diabermaksud agar beliaumasukkekuburantanpadimandikan.
“Semoga
Allah membalaskebaikanuntukmu,
karenaengkaumemberitahukanbahwatadiitusuaranyaiblis. Laluengkausiapa!”
Suaraitulangsungmenjawab: “SayaadalahNabiKhaidir yang ikuthadirdalamjanazahNabi
Muhammad saw.”
Kemudian
Ali melanjutkanmemandikanjasadNabi Muhammad, sementaraFadlal bin Abbas dan
Usman bin Zaidhagianmenuangkan (sesuaidenganwasiatNabi saw), Jibril pun
datangmembawapengawetberupaobatdarisurga.
MerekamengkafanidanmenguburkanbeliaudalamkamarSitiAisyahpadatengahmalamRabu,
ada yang mengatakanmalamSelasa.
Setelah
‘AisyahberdiridekatkuburanNabi Saw sambilberkata:
‘Wahai
orang yang belumpernahmemnakaipakaian sutra, belumpernahtidur di atasranjang
yang empuk; ialah orang yang pergidaridunia,
sementaraperutnyabelumpernahkenyangoleh roti sekalipundangandum yang kasar. Wahai
orang yang memilihtidur di atasdedaunan korma dibandingtidur di atasranjang …
wahai orang yang tidaktidursepanjangmalam, hanyakarenatukutsiksanerakaSyair.
Seumpamaduniainikekalbagisemua orang, pastiRasulullah saw pun akankekalabadi.”
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
sumber yang tepilih, maka wafatnya Rasulullah SAW tepat pada hari senin 12
Rabiul Awwal pada tahun 11 setelah hijrah sesudah tergelincirnya matahari,
dalam umur 63 tahun, dirumah Ummul Mu’minah, Isteri tercinta Rasulullah Aisyah
ra.
Secarik
Hikmah.
1. Rasulullah sebagai nabi sekaligus rasul yang penuh dengan
ketegaran.
2. Perhatian Rasulullah terhadap ummatnya sangat besar,
bahkan beliau lebih memikirkan ummatnya ketimbang dirinya.
3. Rasulullah sebagai rasul yang juga menjadi teladan dalam
kepemimpinannya, beliau meninggalkan dunia ini disaat beliau sudah menguasai
seluruh Jazirah Arab, raja-raja dunia menyegani beliau
4. Jika ditarik ke wilayah pemerintahan, maka Rasulullah
adalah sebaik-baik pemimpin
5. Rasulullah meninggalkan dunia ini dengan pusaka terbaik,
Alqur’an dan As-sunnah.
B. Saran
Dengan
berbagai ungkapan yang telah kami buat, maka dari itu kami menerima
masukan-masukan ataupun kritikan dan
saran yang sifatnya membangun. Dan bisa menjadi perbaikan untuk ke depannya di
dalam pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Syaikh
Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury,Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 1997).
Syaikh
Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury,Cahaya Di Atas Cahaya, (Yogyakarta: DIVA
Press, 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar