Kamis, 31 Oktober 2013

Dosen : Prof. Dr. H. Mundzirin Yusuf, M.A

MAKALAH
SIRAH NABAWIYAH

WAFATNYA RASULULLAH SAW


DI SUSUN OLEH :
                                NAMA               :     Imam reza muzaki
                                SEMESTER      :     II

PENDIDIKAN ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan Karunia-Nya sehingga penulisan makalah dengan judul “WAFATNYA RASULULLAH SAW” ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, para keluarganya, dan para sahabat-sahabatnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah SIRAH NABAWIYAH. Dalam makalah ini akan dibahas tentang bagaimana peristiwa wafatnya Rasulullah SAW yang dimulai dari permulaan sakit beliau sampai wafatnya.
“Tak ada gading yang tak retak” Dan permohonan maaf kami pribadi apabila di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kesalahan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar dapat memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis.

Yogyakarta, 10April 2013

Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang :
Setelah melalui perjuangan yang panjang dengan prestasi dan kesuksesan yang gemilang bersama sahabat dan ummat muslim kala itu, tampaklah masa tua Rasululah. Hal ini terjadi tatkala beliau menginjak usia 63tahun.
Rasulullah diakhir hayatnya senantiasa memberi ajaran kepada para qaum muslimin sebagai penyampuran dari ajaran islma ini, Rasulullah mengunjungi kuburan para sahabat yang terlebih dahulu syahid dimedan juang peperangan,
B.   Rumusan Masalah :
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah kali ini, antara lain :
1.      Bagaimana permulaan sakitnya Rasulullah SAW.
2.      Bagaimana pesan-pesan dan wasiat Rasulullah SAW.
3.      Prosesi pengurusan jenazah Rasululah SAW.












BAB II
PEMBAHASAN
Adalah wafatnya rasulullah pada hari senin 12 Rabiul Awwal pada tahun 11 setelah hijrah sesudah tergelincirnya matahari, dalam umur 63 tahun, dirumah Ummul Mu’minah, Isteri tercinta Rasulullah Aisyah ra.
Hari wafat Rasulullah saw. Adalah hari terhitam, paling sedih dan musibah bagi kaum muslimin, hari kerugian bagi perikemanusiaan, sebagaimana kelahirannya adalah hari paling bahagia yang terbit padanya matahari
Kerinduan Rasulullah saw. Untuk menemui Allah dan Meninggalakan Dunia ini.
Sesudah kembali dari menunaikan ibadah haji wada’, kentara betul bahwa Rasulullah sudah bersiap-siap berangkat karena sudah mendekati akan ajal beliau untuk bertemu dengan AR-RAFIIQUL A’LA.
Beliau menshalatkan sahabat-sahabat beliau yang gugur dalam perang uhud, seolah beliau berucap selamat tinggal kepada sahabat-sahabat beliau yang sudah wafat dan juga yang masih hidup.
Permulaan Sakit
Di akhir bulan safar, hari senin 29 Shafar 11 H, Rasulullah saw. Mulai merasa sakit. Ini berlangsung pada pagi hari setelah semalam beliau mendatangi kuburan Baqi’ul Gharqad lalu mendo’akan semua sahabat beliau yang terkubur disana.
Lima Hari Sebelum Wafat
Pada hari rabu, suhu badan beliau semakin tinggi, sehingga beliau semakin demam dan menggigil. Beliau bersabda, “Guyurkan air dari manapun ke tubuhku, agar dapat menemui orang-orang dan memberikan nasihat kepada mereka.”
Setelah agak ringan, beliau masuk kedalam masjid dalam keadaan kepala yang diikat, hingga duduk diatas mimbar, lalu memberi nasihat,: “Kutukan Allah dijatuhkan kepada orang-orang Yahudi dan Nashrani, karena mereka menjadikan kuburan nabi mereka sebagai masjid, maka janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah.”

Kemudian beliau menawarkan diri untuk diqishash, seraya bersabda, “Barang siapa punggungnya pernah kupukul, maka inilah punggungku, silahkan membalasnya. Siapa yang merasa kehormatannya pernah kulecehkan maka inilah kehormatanku, silahkan membalasnya.
Diantara yang disebut oleh Rasulullah saw. Sedang beliau duduk diatas mimbar  dengan berikat kepala: “Sungguh seorang hamba dari hamba-hamba Allah, disuruh pilih oleh Allah antara dunia dan apa yang ada pada sisi-NYA, maka ia pilih apa yang ada disisi Allah.
Dalam memahami arti dari kalimat yang diucapkan Rasulullah saw. Abu Bakar Siddik yakin bahwa yang dimaksud oleh Rasulullah dalam kalimat itu adalah diri beliau sendiri. Abu Bakar menangis dan berkata, “kami akan menebus engkau dengan diri (jiwa) kami dan anak-anak kami.”
Rasulullah menjawab, “Tenanglah hai Abu Bakar, sungguh tiada seorang manusia pun selain Abu Bakar yang lebih ringan berbuat baik dengan diri dan hartanya, andaikan aku boleh mengambil seorang kekasih selain Rabb-ku, niscaya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai kekasihku. Tetapi ini adalah ukhwah islamiyah dan kasih sayang.

Empat Hari Sebelum Wafat
Pada hari itu beliau menyampaikan tiga wasiat: Pertama Wasiat untuk mengeluarkan orang-orang Yahudi dan Nashrani serta orang-orang Musyrik dari Jazirah Arab. Kedua Pengiriman para utusan ekspedisi (pasukan) ke Syam dibawah pumpinan Usamahbin Zaid bin Haaritsah untuk memasuki dan menduduki Balqa’ dan Daaruun bagian dari daerah Palestina. Ketiga Berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-sunnah, masalah sholat dan hamba-hamba sahaya.
Sekalipun sakit Rasulullah cukup parah tetapi beliau tetap mengimami shalat lima waktu hingga hari itu. Pada waktu shalat magrib hari itu, beliau membaca surat Al-Mursalat.
Menjelang Shalat isya, sakit beliau semakin bertambah parah, sampai-sampai beliau tidak sanggup lagi pergi ke masjid.
Dua Hari Sebelum Wafat
Pada saat itu Rasululah saw. Merasakan badannya agaknya ringan. Maka dengan dipapah dua orang laki-laki beliau keluar rumah untuk melaksanakan shalat zhuhur. Sementara pada saat yang sama Abu Bakar sedang mengimami orang-orang untuk melaksanakan shalat. Saat melihat kedatangan beliau, Abu Bakar beranjak untuk mundur ke belakang. Namun beliau memberi isyarat kepada Abu Bakar agar dia tidak usah mundur.
Beliau bersabda, “dudukkanlah aku di samping Abu Bakar.” Maka keduanya mendudukkan beliau disamping Abu Bakar dan melaksanakan sholat.
Sehari Sebelum Wafat
Hari itu Rasulullah memerdekakan para pembantu laki-lakinya, mensedekahkan tujuh dinar harta beliau yang menyisa dan memberikan senjata milik beliau kepada orang-orang Muslim. Sementara baju besi beliau digadaikan kepada seorang Yahudi seharga tiga puluh sha’ gandum.
Hari Terakhir . . . . .
Hari ini adalah hari yang penuh kesedihan, kesedihan yang tak ada duanya, seorang Rasul yang mulia, ia yang menjadi penyelesai tiap-tiap perkara yang terjadi, menjadi penerang dalam kegelapan manusia, sumber telaga ilmu dari hausnya kejahiliaan.
Dalam Riwayat yang panjang Anas bin Malik meriwayatkan: “Ketika Abu Bakar sedang shalat bersama muslimin pada waktu fajar, dikala orang-orang bershaf-shaf, tiba-tiba beliau membuka pintu kamar beliau yang berarah ke masjid, lalu beliau menunjukkan pandangan beliau kepada kaum muslimin yang sedang bebaris dihadapan Rabb Azza Wajalla. Beliau tersenyum penuh kebahagiaan, beliau lihat betapa buah dakwah dan ajaran beliau selama ini beliau tanamkan, buah dari jihad beliau. Wajah beliau tampak berseri-seri dan bersinar
Tentang hal ini para sahabat ra berkata,: “Rasulullah saw. membuka pintu rumah Aisyah lalu melihat kepada kami sambil berdiri, wajah beliau seolah-olah lembaran mushaf, kemudian beliau tersenyum dan tertawa kecil. Kami sadar bahwa kami akan terharu sesudah kegembiraan ini, kami kira Rasulullah akan keluar untuk melakukan shalat, tetapi beliau melambai tangan memberi isyarat agar shalat diteruskan. Beliau lalu menutup pintu dan hari itulah beliau wafat.”
Detik-Detik terakhir dari kehidupan Rasulullah
Aisyah menarik tubuh beliau ke pangkuannya. Tentang hal ini beliau berkata, “Sesungguhnya di antara nikmat Allah yang dilimpahkan kepadaku, bahwa Rasulullah saw. wafat di rumahku, pada hari giliranku, berada dalam rangkuhan dadaku, bahwa Allah menyatukan antara ludahku dan ludah beliau saat wafat.”
Dari tempat yang ghaib Allah memerintah kepada malaikat pencabut nyawa untuk turun ke bumi dalam bentukyang paling baik, melakukan dengan cara yang halus ketika mencabut nyawa beliau bila telah diizinkan.
Malaikatmautpunturundenganrupaseperti orang baduidarigunung. Depanpintudiaberucap:
”Mudah-mudahankeselamatanterlimpahuntuk kalian wahaipenghunirumahKenabiandanrumahsumberRisalah, apakahsayadiperbolehkanmasuk?” (Sampai di sinihaditsmasihshaheh).
“Wahaihamba Allah.” jawabFathimah. ”SesungguhnyaRasulullahsedangsibukkarenapenderitaansakitnya.” Tapimalaikatmautitukemudianmengulangisalamnya (sepertisalam yang pertamakhususkepadaRasulullah):
Rasulullahmendengarsuaramalaikatmautinikemudianbersabda (kepadaFathimah):
“WahaiFathimaksiapa orang yang ada di pintu!”
“Orang baduiYaRasul”, jawabFathimah. “Diamernanggil-manggildansudahakuterangkanbahwaRasulullab Saw sedangsakit, tapikemudiandiamemanggilketigakalinya. Diamemandangtajampadakusampaigemetartubuhku, takuthatiku, dantulangsendikuterasabergetarseakan-akansatusama lain maulepas. Wajahkumenjadipucat.”
Rasulullah saw bersabda:
”Fathimah, tahukahengkausiapadia?”
”Tidaktahu”, jawabFathimah.
KemudianRasulullah saw bersabda:
“Diaitumelaikatmaut yang memusnahkansemuakenikmatan, yang memutuskansegalanafsusyahwat, yang memisahkanpertemuan, danmenghabiskansemuarumah, sertadia yang meramaikankuburan.” (HaditsShaheh)
MendadakFathimahmenangiskeras, laluberkata: “Aduh! Sungguhkelakakancelaka, karenaadanyakematianNabi yang terakhir. Menjadimusibahbesarkarenawafatnyauntuk orang-orang yang bertaqwa. Merekaterputusdaripemimpinnya yang suci, yang jugamerupakanpenyesalanbagi kami semuasebabsudahberhentinyawahyudanlangit.
Sesungguhnyasayasudahterhalangtakmendengarkanperkataanengkau, jugatidaklagimendengarkansalamengkausesudahhariini.”
SabdaRasulullah saw:
“Tabahkan (hatimu) Fathimah, sebabsesungguhnyahanyaengkau di antarakeuargaku yang pertamaberjumpadenganaku.” (Haditsshaheh, danadajugamengatakantidakshaheh).
LaluRasulullah saw bersabdakepadadia:
“Wahaimalaikatmaut, masuklah!”
Malaikatitupunmasukserayamengucapkansalam: ‘Assalaamu’ alaika, YaRasul! Rasulullah saw menjawab: ‘Waalaikas-sallaamwahaimalaikatmaut …, engkaudatanguntukberkunjungatauuntukmencabutnyawa!”
”Sayadatanguntukberkunjungdanjugamencabutnyawa”, Jawabmalaikatmaut. “Itukalautuanmengizinkan, kalautidak, sayaakankembalipulang.”
SabdaRasulullah saw
”Wahaimalaikatmaut, di manaengkaumeninggalkanmalaikatJibril!”
”Sayatinggalkan di langitdunia.” JawabMalaikatMaut. ‘Dan para malaikat di sanabaruberbelasungkawaterhadap dia.”
Tidak lama kemudianmalaikatJibrilturun. danduduktepat di sisikepalaRasulullah saw, Rasulullah saw bertanyakepadadia:
“Apakahengkausudahtahukalauajalkusudahdekat!”
“Benar, YaRasul.” JawabmalaikatJibril.
“Makaberitakankepadaku (Rasulllah saw) akanKemulyaan yang menggembirakanaku di Sisi Allah Ta’ala.”
“Semuapintu-pintutelahterbuka.” JawabJibril. “Dan para malaikatsudahberbarismenantikehadiranRuh-mu di langit. Pintu-pintusurgatelahterbuka, danbidadari- bidadarisudahbersolekmenantikehadiranRuh-mu.
SabdaRasulullah saw:
“SegalaPujibagi Allah wahaiJibril, berilahakukabargembiramengenaiumatkukelak di harikiamat.”
”Sayaberitahukan …,“DemikianjawabJibril. “Bahwasesungguhnya Allah Ta’alatelahberfirman:
“Sesungguhnyasudah AKU larangsemuaNabimasukkedalamsurgasebelumengkaumemasukilebihdulu. Dan AKU larangsemuaumatsebelumumatmumasuklebihdulu.” (HadistQudsi)
SabdaRasulullah saw: ”Sekarangsudahpuashatikudanhilang pula kesusahanku.” SelanjutnyaBeliaubersabda: ”Wahaimalaikatmaut, mendekatlahkepadaku.”
MalaikatmautpumendekatiRasulullah saw danmulailahmencabutruhbeliau. KetikasampaidiperutBeliaubersabda:
“WahaimalaikatJibril … alangkahpahitnya rasa sakaratulini…” TapiJibrilmemalingkanwajahnyadaripandanganNabi Saw. Nabi Saw berkata: ”Jibril … apakahengkautidaksenangmelihatwajahku!” Jibrilmenjawab: ”Wahaikekasih Allah … siapakiranya orang yang sampaihatimelihatwajahengkau, danengkaudalamkeadaansakaratulmaut.“
Dari Annas bin Malik ia.iaberkata: ”KetikaruhNabi Saw sampai di dada, beliaubersabda: ”Akuberwasiatkepada kalian, agar kalian memeliharashalat, danapa-apa yang menjaditanggungjawabmu …” (Kata Annasra.) : ”Masihsajabeliau, maumewasiatkanduaperkaraini, sampaiperkataannyaputus.“ (HaditsShaheh).
Kata Ali ra.: “SesungguhnyaRasulullah saw manakalamenjelangajalnya, keduabibirnyabergerak-gerakdua kali, kemudiansayamendekatkantelinga, sayamendengarbeliaumengucapkanperlahan-lahan, ‘Ummatku … ummatku …’. MakahilanglahruhRasululullah saw padahariSeninRabiulAwal.
Diriwayatkanketika Ali ra.membaringkanjasadRasulullahuntukdimandikan, mendadakadasuaradarisalahsatusudutrumahmengatakan: “Jasad Muhammad janganengkaumandikan, sebabdiasudahsucidandisucikan …“ Karenasuaraituada rasa ragudalamhati Ali. Katanya: “Siapakahengkausebenarnya, sebabNabi saw itusudahberwasiatkepadaku agar aku yang memandikan …”.
Dari arah lain tiba-tibaberseru, “Mandikandiawahai Ali, sesungguhnyasuaratadisuaranyaiblisterkutukkarenadengkiterhadapNabi Muhammad. Diabermaksud agar beliaumasukkekuburantanpadimandikan.
“Semoga Allah membalaskebaikanuntukmu, karenaengkaumemberitahukanbahwatadiitusuaranyaiblis. Laluengkausiapa!” Suaraitulangsungmenjawab: “SayaadalahNabiKhaidir yang ikuthadirdalamjanazahNabi Muhammad saw.”
Kemudian Ali melanjutkanmemandikanjasadNabi Muhammad, sementaraFadlal bin Abbas dan Usman bin Zaidhagianmenuangkan (sesuaidenganwasiatNabi saw), Jibril pun datangmembawapengawetberupaobatdarisurga. MerekamengkafanidanmenguburkanbeliaudalamkamarSitiAisyahpadatengahmalamRabu, ada yang mengatakanmalamSelasa.
Setelah ‘AisyahberdiridekatkuburanNabi Saw sambilberkata:
‘Wahai orang yang belumpernahmemnakaipakaian sutra, belumpernahtidur di atasranjang yang empuk; ialah orang yang pergidaridunia, sementaraperutnyabelumpernahkenyangoleh roti sekalipundangandum yang kasar. Wahai orang yang memilihtidur di atasdedaunan korma dibandingtidur di atasranjang … wahai orang yang tidaktidursepanjangmalam, hanyakarenatukutsiksanerakaSyair. Seumpamaduniainikekalbagisemua orang, pastiRasulullah saw pun akankekalabadi.”





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan sumber yang tepilih, maka wafatnya Rasulullah SAW tepat pada hari senin 12 Rabiul Awwal pada tahun 11 setelah hijrah sesudah tergelincirnya matahari, dalam umur 63 tahun, dirumah Ummul Mu’minah, Isteri tercinta Rasulullah Aisyah ra.

Secarik Hikmah.
1.      Rasulullah sebagai nabi sekaligus rasul yang penuh dengan ketegaran.
2.      Perhatian Rasulullah terhadap ummatnya sangat besar, bahkan beliau lebih memikirkan ummatnya ketimbang dirinya.
3.      Rasulullah sebagai rasul yang juga menjadi teladan dalam kepemimpinannya, beliau meninggalkan dunia ini disaat beliau sudah menguasai seluruh Jazirah Arab, raja-raja dunia menyegani beliau
4.      Jika ditarik ke wilayah pemerintahan, maka Rasulullah adalah sebaik-baik pemimpin
5.      Rasulullah meninggalkan dunia ini dengan pusaka terbaik, Alqur’an dan As-sunnah.


B.     Saran
Dengan berbagai ungkapan yang telah kami buat, maka dari itu kami menerima masukan-masukan  ataupun kritikan dan saran yang sifatnya membangun. Dan bisa menjadi perbaikan untuk ke depannya di dalam pembuatan makalah selanjutnya.

                                                                                                                  




DAFTAR PUSTAKA

Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury,Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997).
Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury,Cahaya Di Atas Cahaya, (Yogyakarta: DIVA Press, 2008).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar