Kamis, 31 Oktober 2013

MAKALAH NASAB DAN KELUARGA RASULULLAH SAW

TUGAS MAKALAH
DENGAN JUDUL:
NASAB DAN KELUARGA RASULULLAH SAW
DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. H. Mundzirin Yusuf, M.A 


OLEH:
ANDI MUHAMMAD IKHWAN NUR
PENDIDIKAN ULAMA’ TARJIH MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
2013






KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan Karunia-Nya sehingga penulisan makalah dengan judul “NASAB DAN KELUARGA RASULULLAH SAW” ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, para keluarganya, dan para sahabat-sahabatnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah SIRAH NABAWIYAH. Dalam makalah ini akan dibahas tentang silsilah keturunan NABI MUHAMMAD SAW
Manusia itu tempat salah dan lupa” dan permohonan maaf kami pribadi apabila didalam penulisan makalah ini banyak terdapat kesalahan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar dapat memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis.

Yogyakarta, 29 Mei 2013

Penulis





DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................ i
Daftar Isi..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang................................................................................ 4
B.     Rumusan masalah........................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A.    Nasab dan Keluarga Rasulullah SAW……………………............ 6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………………………………………. 10
B.     Saran……………………………………………………………... 11
DAFTAR  PUSTAKA…………………………………………………… 12
           








BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Allah subhanahu wa ta’ala telah mengutus seorang nabi sekaligus rosul tidak lain untuk menunjukkan kita sebagai umatnya ke jalan yang Allah swt ridhoi. Dia lah Muhammad Rasulullah bagi seluruh umat dan merupakan nabi terakhir serta sebagai imam para rasul-rasul terdahulu sebelumnya. Yang datang dengan membawa agama islam. Agama yang tidak akan Allah terima di hari akhir nanti selain Islam. Di tengah-tengah kehidupan jahiliah kaum Arab, Allah turunkan beliau melalui keturunan orang-orang Quraisy, yang merupakan suatu kaum yang sangat mulia pada zaman kelahirannya. Dan kemudian Allah perintahkan beliau untuk menyerukan umatnya bahwa Tuhan adalah satu, yaitu Allah subhanahu wa ta’ala Tuhan seru sakalian alam yang hanya Dia lah yang patut disembah. Maka Allah jaga Muhammad sejak kelahiran hingga kenabiannya. Kelahiran yang membawa keberkahan bagi mereka yang menyayanginya dan memuliakannya, juga bagi mereka yang mendukung serta membelanya ketika berperang melawan orang-orang kafir, baik harta bahkan jiwa. Allah muliakan beliau dengan suatu Mukjizat yang begitu sempurna yang belum pernah nabi-nabi dan rasul-rasul sebelumnya mendapatkannya, yaitu Al-Qur’an.
 Suatu kalam Allah yang dapat dijadikan suatu petunjuk dan undang-undang bagi umat dan hamba-Nya. Allah turunkan mukjizat ini secara berangsur-angsur, sembunyi-sembunyi hingga akhirnya secara terang-terangan. Berbagai celaan dan ketidakpercayaan umatnya dalam menyampaikan risalah-Nya. Namun Allah subhanahu wa ta’ala sangat menjaga beliau dari serangan-serangan umatnya yang tidak menerima risalah dan kebenarannya. Dan Allah pun telah berjanji bahwasanya kemurnian dan kebenaran Al-Qur’an tidak akan pernah berubah sebagaimana firmannya:
إِنَّ نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّ لَهُ لَحفِظُوْنَ (الحجر : 9)
        Artinya : Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Al-Hijr:9)

B.       Rumusan Masalah
    Bagaimanakah nasab keluarga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?














PEMBAHASAN

A.       Nasab Keluarga Rasulullah SAW
Nasabnya ialah Muhammad bin Abdullah Muthallib (namanya Syaibatul Hamd) bin Hisyam bin Abdi Manaf (namanya Al-Mughirah) bin Qushayyi (namanya Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhar bin Qinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazar bin Mu’iddu bin Adnan.
Itulah batas nasab Rasulullah yang disepakati selebihnya dari yang telah disebutkan masih diperselisihkan. Akan tetapi, hal yang sudah tidak diperselisihkan lagi ialah bahwa Adnan termasuk anak Ismail, nabi Allah, bin Ibrahim, kekasih Allah. Allah telah memilihnya (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) dari kabilah yang paling bersih, keturunannya yang paling suci dan utama. Tak sedikitpun dari karat-karat jahiliyah menyusup ke dalam nasabnya.
Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Rasulullah shallallahu  ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda:

إِنَّ اللهَ اصْطَفَى كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ وَاصْطَفَى قُرَيْشًا مِنْ كِنَانَةَ وَاصْطَفَى هَاشِمًا مِنْ قُرَيْشٍ وَاصْطَفَانِى مِنْ بَنِى هَاشِمٍ.
“Sesungguhnya, allah telah memilih kinanah anak dari isma’il dan memilih quraisy dari kinanah, kemudian memilh hasyim dari quraisy, dan memilihku dari bani hasyim.”
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan pada tahun gajah, yakni tahun saat Abraham Al-Asyram berusaha menyerang makkah dan menghancurkan ka’bah. Allah menggagalkannya dengan mukjizat yang mengagumkan, sebagaimana diceritakan di dalam Al-qur’an. Menurut riwayat yang paling kuat, kelahiran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jatuh pada senin malam, 12 Rabi’ul awwal. Ada juga yang berpendapat bahwa kelahiran Nabi Muhammad pada hari Senin pagi, 9 Rabi’ul Awwal tahun pertama peristiwa gajah dan empat puluh tahun masa kekuasaan kisra anusyirwan. Hal itu bertepatan dengan 20 atau 22 April 571 M. berdasarkan penelitian ulama terkenal, Muhammad Sulaiman Al-Manshurfury dan peneliti astronomi Mahmud Basya.
Ibnu sa’d meriwayatkan, bahwa ibu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Setelah bayiku keluar, aku melihat ada cahaya yang keluar dari kemaluanku, menyinari istana-istana di Syam.
Ahmad juga meriwayatkan dari Al-Arbadh bin Sariyah, bahwa isinya serupa dengan perkataan tersebut.
Diriwayatkan bahwa ada beberapa bukti pendukung kerasulan, bertepatan dengan kelahiran beliau, yaitu runtuhnya sepuluh balkon istana Kisra, dan padamnya api yang biasa disembah orang-orang Majusi, serta runtuhnya beberapa gereja di sekitar Buhairah setelah gereja-gereja itu ambles ke tanah. Yang demikian ini diriwayatkan Al-Baihaqi, sekalipun tidak diakui Muhammad Al-Ghazali.
Beliau dilahirkan dalam keadaan yatim. Bapaknya, Abdullah, meninggal ketika ibunya mengandung 2 bulan. Beliau dikhitan pada hari ketujuh, seperti yang biasa dilakukan orang-orang Arab. Beliau lalu diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthathalib, dan disusukannya sebagaimana tradisi Arab waktu itu kepada seorang wanita dari Bani Sa’ad bin Bakar bernama Halimah binti Abu Dzu’aib. Dan sebelumnya disusui oleh tsuwaibah Al-Aslamiyah yang merupakan hamba sahaya Abu Lahab.
Para perawi sirah telah sepakat bahwa pedalaman Bani Saad pada waktu itu sedang mengalami musim kemarau yang menyebabkan keringnya ladang peternakan dan pertanian. Tidak lama setelah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di rumah Halimah, tinggal di kamarnya, dan menyusu darinya, menghijaulah tanaman-tanaman di sekitar rumahnya sehingga kambing-kambingnya pulang ke ladang dan sarat air susu.
Selama keberadaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di pedalaman Bani Sa’ad terjadilah peristiwa pembelahan dada. Muslim meriwayatkan dari Anas, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangi Jibril, yang saat itu beliau sedang bermain-main dengan beberapa anak kecil lainnya. Jibril memegang beliau dan menelantangkanya, lalu membelah dada dan mengeluarkan hati beliau dan mengeluarkan segumpal darah dari dada beliau, seraya berkata :”Ini adalah bagian setan yang ada pada dirimu.” Lalu Jibril mencucinya di sebuah baskom dari emas dengan menggunakan air zamzam, kemudian menata dan mengembalikannya ke tempat semula. Anak-anak kecil lainnya berlarian mencari ibu susunya dan berkata.”Muhammad telah dibunuh.” Mereka pun datang menghampiri beliau yang wajau beliau semakin berseri.
Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah merasa khawatir terhadap keselamatan beliau, hingga dia mengembalikan kepada ibu beliau. Maka beliau hidup bersama ibunda tercinta hingga umur enam tahun.
Aminah merasa perlu mengenang suaminya yang telah meninggal dunia. Dengan cara mengunjungi makamnya di Yatsrib. Maka dia pergi dari Mekkah umtuk menempuh jarak lima ratus kilometer, bersama putranya yang yatim, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, disertai pembantu wanitanya Ummu Aiman. Abdul muththalib mendukung hal ini. Setelah menetap selama sebulan di Madinah, Aminah dan rombongannya siap-siap untuk kembali ke Mekkah. Dalam perjalanan pulang itu dia jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia di Abwa’, yang terletak antara Mekkah dan Madinah. 
Setelah itu, beliau berada dalam asuhan kakeknya Abdullah Muththalib. Perasaan kasih saying di dalam sanubari terhadap cucunya yang kini yatim piatu semakin terpupuk. Hatinya bergetar oleh perasaan kasih sayang, yang tidak pernah dirasakannya sekalipun terhadap anak-anaknya sendiri. Dia tidak ingin cucunya hidup sebatang kara. Bahkan dia lebih mengutamakan cucunya daripada anak-anaknya.
Ibnu Hasyim berkata,”Ada sebuah dipan yang diletakkan di Ka’bah untuk Abdul Muththalib. Kerabat-kerabatnya biasa duduk di sekeliling dipan itu higga bdul muththalib keluar ke sana, dan tak seorang pun di antara mereka yang berani duduk di atas dipan itu, sebagai penghormatan terhadap dirinya. Suatu kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi anak kecil yang montok, beliau duduk di dipan itu. Paman-paman beliau langsung memegang dan menahan agar tidak duduk di dipan itu. Tatkala abdul muththalib melihat kejadian ini, dia berkata “Biarkanlah anakku ini. Demi Allah, sesungguhnya dia akan memiliki kedudukan yang agung.” Kemudian Abdul Muththalib duduk bersama beliau di atas dipannya, sambil mengelus punggung beliau dan senantasa merasa gembira terhadap apapun yang beliau lakukan.”
Setelah usia nabi genap 8 tahun lebih dua bulan sepuluh hari, kakek beliau meninggal di dunia di Mekkah. Sebelum meninggal, Abdul Muththalib sudah berpesan menitipkan pengasuhan sang cucu kepada  pamannya Abu Thalib, saudara kandung bapak beliau.























BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Di dalam nasab Nabi saw yang mulia tersebut terdapat beberapa dalil yang jelas bahwa Allah mengutamakan bangsa Arab dari semua manusia dan mengutamakan Quraisy dari semua kabilah yang lain. Hal ini dengan jelas diriwayatkan dengan Muslim juga Tirmidzy yang semakna. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di atas mimbar kemudian bersabda :

مَنْ أَنَا؟ فَقَالُوا أَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ عَلَيْكَ السَّلاَمُ، فَقَالَ أَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ المطَّلِبِ، إِنَّ اللهَ خَلَقَ الخَلْقَ، ثمَّ جَعَلَهُمْ فِرْقَتَيْنِ فِى خَيْرِهِمْ فِرْقَةً، ثُمَّ جَعَلَهمْ قَبَائِلَ وَجَعَلَنِى خَيْرِهِمْ قَبِيْلَةً، ثمّ جَعَلَهُمْ بُيُوْتًا فَجَعَلَنِى فِى خَيْرِهِمْ بَيْتًا وَخَيْرُهُمْ نَفْسًا.
Hadits Bahira tentang Rasulullah saw, yakni hadits yang diriwayatkan oleh Jumhur Ulama Sirah dan para rawinya dan dikeluarkan oleh Tirmizy secara panjang lebar dari Hadits Abu Musa Al Asy’ari menunjukkan bahwa para ahli kitab Yahudi dan Nasrani memiliki pengetahuan tentang Bi’tsah Nabi dengan mengetahui tanda-tandanya. Ini mereka ketahui dari berita kenabiannya serta penjelasan tentang tanda-tanda dan sifat-sifatnya yang terdapat di dalam Taurat dan Injil.
Hadits mengenai permulaan wahyu merupakan asas yang menentukan semua hakikat agama dengan segala keyakinan dan syari’atnya. Memahami dan meyakini kebenaran merupakan syarat mutlak untuk meyakini semua berita gha’ib dan masalah syari’at yang dibawa Nabi saw. Sebab, hakikat wahyu ini merupakan satu-satunya faktor pembeda antara manusia yang berfikir dan membuat syari’at dengan akalnya sendiri dan manusia yang hanya menyampaikan syari’at dari Rabb-Nya tanpa mengubah, mengurangi dan menambah.

B.       Saran dan Kritik
            Makalah ini hanya sebagian kecil saja menguraikan tentang Sirah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Nasab hingga kenabian. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna banyak sekali kesalahan dan kekurangan, baik dari segi penulisan maupun dari penyusunan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca. Akhirnya penyusun mengucapkan Alhamdulillah atas terselesaikannya makalah ini. Dan mohon maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy. 2010. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Rabbani Press
Dr. Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. 2011. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar


Dosen : Prof. Dr. H. Mundzirin Yusuf, M.A

MAKALAH
SIRAH NABAWIYAH

WAFATNYA RASULULLAH SAW


DI SUSUN OLEH :
                                NAMA               :     Imam reza muzaki
                                SEMESTER      :     II

PENDIDIKAN ULAMA TARJIH MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan Karunia-Nya sehingga penulisan makalah dengan judul “WAFATNYA RASULULLAH SAW” ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, para keluarganya, dan para sahabat-sahabatnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah SIRAH NABAWIYAH. Dalam makalah ini akan dibahas tentang bagaimana peristiwa wafatnya Rasulullah SAW yang dimulai dari permulaan sakit beliau sampai wafatnya.
“Tak ada gading yang tak retak” Dan permohonan maaf kami pribadi apabila di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kesalahan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar dapat memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis.

Yogyakarta, 10April 2013

Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang :
Setelah melalui perjuangan yang panjang dengan prestasi dan kesuksesan yang gemilang bersama sahabat dan ummat muslim kala itu, tampaklah masa tua Rasululah. Hal ini terjadi tatkala beliau menginjak usia 63tahun.
Rasulullah diakhir hayatnya senantiasa memberi ajaran kepada para qaum muslimin sebagai penyampuran dari ajaran islma ini, Rasulullah mengunjungi kuburan para sahabat yang terlebih dahulu syahid dimedan juang peperangan,
B.   Rumusan Masalah :
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah kali ini, antara lain :
1.      Bagaimana permulaan sakitnya Rasulullah SAW.
2.      Bagaimana pesan-pesan dan wasiat Rasulullah SAW.
3.      Prosesi pengurusan jenazah Rasululah SAW.












BAB II
PEMBAHASAN
Adalah wafatnya rasulullah pada hari senin 12 Rabiul Awwal pada tahun 11 setelah hijrah sesudah tergelincirnya matahari, dalam umur 63 tahun, dirumah Ummul Mu’minah, Isteri tercinta Rasulullah Aisyah ra.
Hari wafat Rasulullah saw. Adalah hari terhitam, paling sedih dan musibah bagi kaum muslimin, hari kerugian bagi perikemanusiaan, sebagaimana kelahirannya adalah hari paling bahagia yang terbit padanya matahari
Kerinduan Rasulullah saw. Untuk menemui Allah dan Meninggalakan Dunia ini.
Sesudah kembali dari menunaikan ibadah haji wada’, kentara betul bahwa Rasulullah sudah bersiap-siap berangkat karena sudah mendekati akan ajal beliau untuk bertemu dengan AR-RAFIIQUL A’LA.
Beliau menshalatkan sahabat-sahabat beliau yang gugur dalam perang uhud, seolah beliau berucap selamat tinggal kepada sahabat-sahabat beliau yang sudah wafat dan juga yang masih hidup.
Permulaan Sakit
Di akhir bulan safar, hari senin 29 Shafar 11 H, Rasulullah saw. Mulai merasa sakit. Ini berlangsung pada pagi hari setelah semalam beliau mendatangi kuburan Baqi’ul Gharqad lalu mendo’akan semua sahabat beliau yang terkubur disana.
Lima Hari Sebelum Wafat
Pada hari rabu, suhu badan beliau semakin tinggi, sehingga beliau semakin demam dan menggigil. Beliau bersabda, “Guyurkan air dari manapun ke tubuhku, agar dapat menemui orang-orang dan memberikan nasihat kepada mereka.”
Setelah agak ringan, beliau masuk kedalam masjid dalam keadaan kepala yang diikat, hingga duduk diatas mimbar, lalu memberi nasihat,: “Kutukan Allah dijatuhkan kepada orang-orang Yahudi dan Nashrani, karena mereka menjadikan kuburan nabi mereka sebagai masjid, maka janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah.”

Kemudian beliau menawarkan diri untuk diqishash, seraya bersabda, “Barang siapa punggungnya pernah kupukul, maka inilah punggungku, silahkan membalasnya. Siapa yang merasa kehormatannya pernah kulecehkan maka inilah kehormatanku, silahkan membalasnya.
Diantara yang disebut oleh Rasulullah saw. Sedang beliau duduk diatas mimbar  dengan berikat kepala: “Sungguh seorang hamba dari hamba-hamba Allah, disuruh pilih oleh Allah antara dunia dan apa yang ada pada sisi-NYA, maka ia pilih apa yang ada disisi Allah.
Dalam memahami arti dari kalimat yang diucapkan Rasulullah saw. Abu Bakar Siddik yakin bahwa yang dimaksud oleh Rasulullah dalam kalimat itu adalah diri beliau sendiri. Abu Bakar menangis dan berkata, “kami akan menebus engkau dengan diri (jiwa) kami dan anak-anak kami.”
Rasulullah menjawab, “Tenanglah hai Abu Bakar, sungguh tiada seorang manusia pun selain Abu Bakar yang lebih ringan berbuat baik dengan diri dan hartanya, andaikan aku boleh mengambil seorang kekasih selain Rabb-ku, niscaya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai kekasihku. Tetapi ini adalah ukhwah islamiyah dan kasih sayang.

Empat Hari Sebelum Wafat
Pada hari itu beliau menyampaikan tiga wasiat: Pertama Wasiat untuk mengeluarkan orang-orang Yahudi dan Nashrani serta orang-orang Musyrik dari Jazirah Arab. Kedua Pengiriman para utusan ekspedisi (pasukan) ke Syam dibawah pumpinan Usamahbin Zaid bin Haaritsah untuk memasuki dan menduduki Balqa’ dan Daaruun bagian dari daerah Palestina. Ketiga Berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-sunnah, masalah sholat dan hamba-hamba sahaya.
Sekalipun sakit Rasulullah cukup parah tetapi beliau tetap mengimami shalat lima waktu hingga hari itu. Pada waktu shalat magrib hari itu, beliau membaca surat Al-Mursalat.
Menjelang Shalat isya, sakit beliau semakin bertambah parah, sampai-sampai beliau tidak sanggup lagi pergi ke masjid.
Dua Hari Sebelum Wafat
Pada saat itu Rasululah saw. Merasakan badannya agaknya ringan. Maka dengan dipapah dua orang laki-laki beliau keluar rumah untuk melaksanakan shalat zhuhur. Sementara pada saat yang sama Abu Bakar sedang mengimami orang-orang untuk melaksanakan shalat. Saat melihat kedatangan beliau, Abu Bakar beranjak untuk mundur ke belakang. Namun beliau memberi isyarat kepada Abu Bakar agar dia tidak usah mundur.
Beliau bersabda, “dudukkanlah aku di samping Abu Bakar.” Maka keduanya mendudukkan beliau disamping Abu Bakar dan melaksanakan sholat.
Sehari Sebelum Wafat
Hari itu Rasulullah memerdekakan para pembantu laki-lakinya, mensedekahkan tujuh dinar harta beliau yang menyisa dan memberikan senjata milik beliau kepada orang-orang Muslim. Sementara baju besi beliau digadaikan kepada seorang Yahudi seharga tiga puluh sha’ gandum.
Hari Terakhir . . . . .
Hari ini adalah hari yang penuh kesedihan, kesedihan yang tak ada duanya, seorang Rasul yang mulia, ia yang menjadi penyelesai tiap-tiap perkara yang terjadi, menjadi penerang dalam kegelapan manusia, sumber telaga ilmu dari hausnya kejahiliaan.
Dalam Riwayat yang panjang Anas bin Malik meriwayatkan: “Ketika Abu Bakar sedang shalat bersama muslimin pada waktu fajar, dikala orang-orang bershaf-shaf, tiba-tiba beliau membuka pintu kamar beliau yang berarah ke masjid, lalu beliau menunjukkan pandangan beliau kepada kaum muslimin yang sedang bebaris dihadapan Rabb Azza Wajalla. Beliau tersenyum penuh kebahagiaan, beliau lihat betapa buah dakwah dan ajaran beliau selama ini beliau tanamkan, buah dari jihad beliau. Wajah beliau tampak berseri-seri dan bersinar
Tentang hal ini para sahabat ra berkata,: “Rasulullah saw. membuka pintu rumah Aisyah lalu melihat kepada kami sambil berdiri, wajah beliau seolah-olah lembaran mushaf, kemudian beliau tersenyum dan tertawa kecil. Kami sadar bahwa kami akan terharu sesudah kegembiraan ini, kami kira Rasulullah akan keluar untuk melakukan shalat, tetapi beliau melambai tangan memberi isyarat agar shalat diteruskan. Beliau lalu menutup pintu dan hari itulah beliau wafat.”
Detik-Detik terakhir dari kehidupan Rasulullah
Aisyah menarik tubuh beliau ke pangkuannya. Tentang hal ini beliau berkata, “Sesungguhnya di antara nikmat Allah yang dilimpahkan kepadaku, bahwa Rasulullah saw. wafat di rumahku, pada hari giliranku, berada dalam rangkuhan dadaku, bahwa Allah menyatukan antara ludahku dan ludah beliau saat wafat.”
Dari tempat yang ghaib Allah memerintah kepada malaikat pencabut nyawa untuk turun ke bumi dalam bentukyang paling baik, melakukan dengan cara yang halus ketika mencabut nyawa beliau bila telah diizinkan.
Malaikatmautpunturundenganrupaseperti orang baduidarigunung. Depanpintudiaberucap:
”Mudah-mudahankeselamatanterlimpahuntuk kalian wahaipenghunirumahKenabiandanrumahsumberRisalah, apakahsayadiperbolehkanmasuk?” (Sampai di sinihaditsmasihshaheh).
“Wahaihamba Allah.” jawabFathimah. ”SesungguhnyaRasulullahsedangsibukkarenapenderitaansakitnya.” Tapimalaikatmautitukemudianmengulangisalamnya (sepertisalam yang pertamakhususkepadaRasulullah):
Rasulullahmendengarsuaramalaikatmautinikemudianbersabda (kepadaFathimah):
“WahaiFathimaksiapa orang yang ada di pintu!”
“Orang baduiYaRasul”, jawabFathimah. “Diamernanggil-manggildansudahakuterangkanbahwaRasulullab Saw sedangsakit, tapikemudiandiamemanggilketigakalinya. Diamemandangtajampadakusampaigemetartubuhku, takuthatiku, dantulangsendikuterasabergetarseakan-akansatusama lain maulepas. Wajahkumenjadipucat.”
Rasulullah saw bersabda:
”Fathimah, tahukahengkausiapadia?”
”Tidaktahu”, jawabFathimah.
KemudianRasulullah saw bersabda:
“Diaitumelaikatmaut yang memusnahkansemuakenikmatan, yang memutuskansegalanafsusyahwat, yang memisahkanpertemuan, danmenghabiskansemuarumah, sertadia yang meramaikankuburan.” (HaditsShaheh)
MendadakFathimahmenangiskeras, laluberkata: “Aduh! Sungguhkelakakancelaka, karenaadanyakematianNabi yang terakhir. Menjadimusibahbesarkarenawafatnyauntuk orang-orang yang bertaqwa. Merekaterputusdaripemimpinnya yang suci, yang jugamerupakanpenyesalanbagi kami semuasebabsudahberhentinyawahyudanlangit.
Sesungguhnyasayasudahterhalangtakmendengarkanperkataanengkau, jugatidaklagimendengarkansalamengkausesudahhariini.”
SabdaRasulullah saw:
“Tabahkan (hatimu) Fathimah, sebabsesungguhnyahanyaengkau di antarakeuargaku yang pertamaberjumpadenganaku.” (Haditsshaheh, danadajugamengatakantidakshaheh).
LaluRasulullah saw bersabdakepadadia:
“Wahaimalaikatmaut, masuklah!”
Malaikatitupunmasukserayamengucapkansalam: ‘Assalaamu’ alaika, YaRasul! Rasulullah saw menjawab: ‘Waalaikas-sallaamwahaimalaikatmaut …, engkaudatanguntukberkunjungatauuntukmencabutnyawa!”
”Sayadatanguntukberkunjungdanjugamencabutnyawa”, Jawabmalaikatmaut. “Itukalautuanmengizinkan, kalautidak, sayaakankembalipulang.”
SabdaRasulullah saw
”Wahaimalaikatmaut, di manaengkaumeninggalkanmalaikatJibril!”
”Sayatinggalkan di langitdunia.” JawabMalaikatMaut. ‘Dan para malaikat di sanabaruberbelasungkawaterhadap dia.”
Tidak lama kemudianmalaikatJibrilturun. danduduktepat di sisikepalaRasulullah saw, Rasulullah saw bertanyakepadadia:
“Apakahengkausudahtahukalauajalkusudahdekat!”
“Benar, YaRasul.” JawabmalaikatJibril.
“Makaberitakankepadaku (Rasulllah saw) akanKemulyaan yang menggembirakanaku di Sisi Allah Ta’ala.”
“Semuapintu-pintutelahterbuka.” JawabJibril. “Dan para malaikatsudahberbarismenantikehadiranRuh-mu di langit. Pintu-pintusurgatelahterbuka, danbidadari- bidadarisudahbersolekmenantikehadiranRuh-mu.
SabdaRasulullah saw:
“SegalaPujibagi Allah wahaiJibril, berilahakukabargembiramengenaiumatkukelak di harikiamat.”
”Sayaberitahukan …,“DemikianjawabJibril. “Bahwasesungguhnya Allah Ta’alatelahberfirman:
“Sesungguhnyasudah AKU larangsemuaNabimasukkedalamsurgasebelumengkaumemasukilebihdulu. Dan AKU larangsemuaumatsebelumumatmumasuklebihdulu.” (HadistQudsi)
SabdaRasulullah saw: ”Sekarangsudahpuashatikudanhilang pula kesusahanku.” SelanjutnyaBeliaubersabda: ”Wahaimalaikatmaut, mendekatlahkepadaku.”
MalaikatmautpumendekatiRasulullah saw danmulailahmencabutruhbeliau. KetikasampaidiperutBeliaubersabda:
“WahaimalaikatJibril … alangkahpahitnya rasa sakaratulini…” TapiJibrilmemalingkanwajahnyadaripandanganNabi Saw. Nabi Saw berkata: ”Jibril … apakahengkautidaksenangmelihatwajahku!” Jibrilmenjawab: ”Wahaikekasih Allah … siapakiranya orang yang sampaihatimelihatwajahengkau, danengkaudalamkeadaansakaratulmaut.“
Dari Annas bin Malik ia.iaberkata: ”KetikaruhNabi Saw sampai di dada, beliaubersabda: ”Akuberwasiatkepada kalian, agar kalian memeliharashalat, danapa-apa yang menjaditanggungjawabmu …” (Kata Annasra.) : ”Masihsajabeliau, maumewasiatkanduaperkaraini, sampaiperkataannyaputus.“ (HaditsShaheh).
Kata Ali ra.: “SesungguhnyaRasulullah saw manakalamenjelangajalnya, keduabibirnyabergerak-gerakdua kali, kemudiansayamendekatkantelinga, sayamendengarbeliaumengucapkanperlahan-lahan, ‘Ummatku … ummatku …’. MakahilanglahruhRasululullah saw padahariSeninRabiulAwal.
Diriwayatkanketika Ali ra.membaringkanjasadRasulullahuntukdimandikan, mendadakadasuaradarisalahsatusudutrumahmengatakan: “Jasad Muhammad janganengkaumandikan, sebabdiasudahsucidandisucikan …“ Karenasuaraituada rasa ragudalamhati Ali. Katanya: “Siapakahengkausebenarnya, sebabNabi saw itusudahberwasiatkepadaku agar aku yang memandikan …”.
Dari arah lain tiba-tibaberseru, “Mandikandiawahai Ali, sesungguhnyasuaratadisuaranyaiblisterkutukkarenadengkiterhadapNabi Muhammad. Diabermaksud agar beliaumasukkekuburantanpadimandikan.
“Semoga Allah membalaskebaikanuntukmu, karenaengkaumemberitahukanbahwatadiitusuaranyaiblis. Laluengkausiapa!” Suaraitulangsungmenjawab: “SayaadalahNabiKhaidir yang ikuthadirdalamjanazahNabi Muhammad saw.”
Kemudian Ali melanjutkanmemandikanjasadNabi Muhammad, sementaraFadlal bin Abbas dan Usman bin Zaidhagianmenuangkan (sesuaidenganwasiatNabi saw), Jibril pun datangmembawapengawetberupaobatdarisurga. MerekamengkafanidanmenguburkanbeliaudalamkamarSitiAisyahpadatengahmalamRabu, ada yang mengatakanmalamSelasa.
Setelah ‘AisyahberdiridekatkuburanNabi Saw sambilberkata:
‘Wahai orang yang belumpernahmemnakaipakaian sutra, belumpernahtidur di atasranjang yang empuk; ialah orang yang pergidaridunia, sementaraperutnyabelumpernahkenyangoleh roti sekalipundangandum yang kasar. Wahai orang yang memilihtidur di atasdedaunan korma dibandingtidur di atasranjang … wahai orang yang tidaktidursepanjangmalam, hanyakarenatukutsiksanerakaSyair. Seumpamaduniainikekalbagisemua orang, pastiRasulullah saw pun akankekalabadi.”





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan sumber yang tepilih, maka wafatnya Rasulullah SAW tepat pada hari senin 12 Rabiul Awwal pada tahun 11 setelah hijrah sesudah tergelincirnya matahari, dalam umur 63 tahun, dirumah Ummul Mu’minah, Isteri tercinta Rasulullah Aisyah ra.

Secarik Hikmah.
1.      Rasulullah sebagai nabi sekaligus rasul yang penuh dengan ketegaran.
2.      Perhatian Rasulullah terhadap ummatnya sangat besar, bahkan beliau lebih memikirkan ummatnya ketimbang dirinya.
3.      Rasulullah sebagai rasul yang juga menjadi teladan dalam kepemimpinannya, beliau meninggalkan dunia ini disaat beliau sudah menguasai seluruh Jazirah Arab, raja-raja dunia menyegani beliau
4.      Jika ditarik ke wilayah pemerintahan, maka Rasulullah adalah sebaik-baik pemimpin
5.      Rasulullah meninggalkan dunia ini dengan pusaka terbaik, Alqur’an dan As-sunnah.


B.     Saran
Dengan berbagai ungkapan yang telah kami buat, maka dari itu kami menerima masukan-masukan  ataupun kritikan dan saran yang sifatnya membangun. Dan bisa menjadi perbaikan untuk ke depannya di dalam pembuatan makalah selanjutnya.

                                                                                                                  




DAFTAR PUSTAKA

Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury,Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997).
Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury,Cahaya Di Atas Cahaya, (Yogyakarta: DIVA Press, 2008).